Jambi Dijuluki Kota Apa? Makna Dibalik “Bumi Melayu” dan “Kota Bertuah”

Jambi Dijuluki Kota Apa

Indonesia, dengan keberagaman budayanya, memiliki kota-kota dengan julukan unik yang mencerminkan jati diri dan sejarahnya. Salah satu kota yang menarik untuk ditelusuri identitasnya adalah Jambi. Lantas, Jambi dijuluki kota apa? Pertanyaan ini mengantarkan kita pada dua sebutan yang sarat makna: “Bumi Melayu” dan “Kota Bertuah”. Dua julukan ini bukan sekadar label, melainkan representasi mendalam dari warisan sejarah, nilai filosofis, dan kekayaan alam yang dimiliki oleh provinsi yang terletak di Pulau Sumatera ini. 

Jambi sebagai “Bumi Melayu”

Julukan pertama dan yang paling historis adalah “Bumi Melayu”. Julukan ini bukanlah hiperbola, melainkan pernyataan fakta yang berdasar pada temuan sejarah. Jambi diyakini sebagai pusat dari Kerajaan Melayu kuno, sebuah entitas politik dan budaya yang menjadi cikal bakal peradaban Melayu di Nusantara.

Bukti-bukti arkeologis dan historis memperkuat pernyataan ini. Kompleks Candi Muaro Jambi, yang terletak di Kabupaten Muaro Jambi, adalah situs percandian terluas di Indonesia bahkan di Asia Tenggara. Situs ini merupakan peninggalan dari era kejayaan Kerajaan Melayu dan Sriwijaya, yang menunjukkan betapa wilayah ini pernah menjadi pusat pendidikan, agama, dan pemerintahan yang sangat maju. Arsitektur, prasasti, dan artefak yang ditemukan di sana memiliki ciri khas kebudayaan Melayu Buddha.

Selain itu, literatur kuno dan buku-buku sejarah, seperti yang dikutip dari buku “Provinsi-Provinsi di Indonesia” karya D. Surya, menyebutkan bahwa Kerajaan Melayu berlokasi di Batang Hari, Jambi. Sungai Batang Hari sendiri memainkan peran vital sebagai urat nadi perdagangan dan transportasi. Dalam buku “Kuliner Jambi: Telusuri Jejak Melayu” yang disusun oleh Murdijati Gardjito, dijelaskan lebih lanjut bahwa Jambi (kala itu) merupakan kerajaan Melayu pertama sekaligus pusat perdagangan lada dan komoditas pertanian lainnya yang sangat penting, setara dengan Aceh. Posisi strategis inilah yang memperkuat pengaruh dan penyebaran budaya Melayu dari Jambi ke berbagai penjuru.

Dengan demikian, julukan “Bumi Melayu” untuk Jambi adalah pengakuan atas akar historisnya yang dalam. Jambi bukan hanya bagian dari budaya Melayu, melainkan tanah air dan pusat permulaannya.

Jambi sebagai “Kota Bertuah”: Filosofi “Tanah Pilih Pesako Betuah”

Selain “Bumi Melayu”, Jambi juga dikenal dengan julukan “Kota Bertuah”. Jika yang pertama berbicara tentang sejarah, yang kedua ini menyentuh ranah filosofis dan keyakinan masyarakat setempat. Julukan “Kota Bertuah” bukanlah istilah yang muncul begitu saja, melainkan termanifestasi dalam motto resmi Kota Jambi, yaitu “Tanah Pilih Pesako Betuah”.

Motto ini telah ditetapkan secara resmi dalam Peraturan Daerah (Perda) Kota Jambi No. 5 Tahun 2014, memberikan landasan hukum dan legitimasi yang kuat. Untuk memahaminya, kita perlu mengurai makna dari setiap kata dalam motto tersebut:

  • Tanah: Merujuk pada permukaan atau wilayah suatu daerah.
  • Pilih: Berarti dipilih atau terpilih, menunjukkan proses seleksi yang ketat dan penuh kebijaksanaan.
  • Pesako: Berasal dari bahasa Minang dan Melayu, yang berarti warisan atau pusaka yang diturunkan dari generasi ke generasi.
  • Betuah: Memiliki arti bertuahkeramat, penuh berkah, dan memiliki keunggulan yang tidak dimiliki oleh lainnya.

Secara keseluruhan, “Tanah Pilih Pesako Betuah” dapat diartikan sebagai “Sebuah tanah terpilih yang merupakan warisan berharga dan penuh dengan keberkahan.” Konsep “terpilih” ini dalam kepercayaan setempat sering dikaitkan dengan pilihan para raja atau leluhur di masa lalu. Julukan ini merepresentasikan keyakinan masyarakat Jambi bahwa tanah tempat mereka tinggal adalah tanah yang istimewa, diberkahi, dan membawa nasib baik. Sinonim dan LSI keyword untuk bagian ini antara lain “motto Jambi”, “arti tanah pilih”, “kota penuh berkah”, dan “keistimewaan Jambi”.

Daya Tarik Jambi

Julukan sebuah tempat akan semakin kuat apabila didukung oleh realitas yang dapat dilihat dan dialami. Keberagaman destinasi wisata dan budaya Jambi seakan menjadi bukti nyata dari “kebuahan” yang disandangnya. Berikut adalah beberapa destinasi yang memperkaya makna julukan Jambi:

  • Candi Muaro Jambi, sebagai kompleks candi terluas, situs ini adalah mahkota arkeologi Jambi. Keberadaannya langsung mendukung julukan “Bumi Melayu” dan menunjukkan betapa bertuahnya tanah ini dengan peninggalan sejarah yang agung.
  • Danau Gunung Tujuh (Kerinci) merupakan Danau vulkanik tertinggi di Asia Tenggara ini menawarkan pesona alam yang memesona. Keindahannya yang masih sangat alami merupakan salah satu bentuk “tuah” atau keberkahan alam yang diberikan kepada Jambi.
  • Geopark Merangin, ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark, kawasan ini tidak hanya menawarkan arung jeram yang menantang, tetapi juga fosil flora berusia 300 juta tahun. Ini adalah warisan geologi (pesako) yang sangat berharga.
  • Perkebunan Teh Kayu Aro (Kerinci) sebagai salah satu perkebunan teh tertua dan terluas di dunia, lokasi ini menunjukkan kesuburan tanah Jambi dan menjadi sumber ekonomi yang memberkati masyarakatnya.
  • Batik Jambi, kekayaan budaya tidak hanya berupa bangunan. Corak dan warna batik Jambi yang khas, seperti batik kapal sanggat dan batik angso duo, adalah “pesako” atau warisan leluhur yang tetap lestari.
  • Danau Kaco (Kerinci): Danau kecil dengan air yang sangat jernih kebiruan ini bagaikan permata yang tersembunyi di dalam hutan. Kejernihannya yang memukau semakin menegaskan kesan “bertuah” pada tanah Jambi.

Destinasi-destinasi ini, beserta kekayaan budayanya, adalah perwujudan modern dari “Tanah Pilih Pesako Betuah”. Mereka adalah bukti bahwa Jambi memang dianugerahi keindahan alam, sejarah, dan budaya yang luar biasa.

Jadi, jambi dijuluki kota apa? Jawabannya adalah “Bumi Melayu” dan “Kota Bertuah”. Dua julukan ini bagaikan dua sisi dari satu koin yang sama, saling melengkapi dan memperkaya identitas Kota Jambi. “Bumi Melayu” membawa kita menyelami kedalaman sejarah, menelusuri akar peradaban Melayu yang bermula dari tanah ini. Sementara “Kota Bertuah” atau “Tanah Pilih Pesako Betuah” membimbing kita untuk memahami filosofi hidup, keyakinan, dan segala bentuk keberkahan—baik alam, sejarah, maupun budaya yang melekat pada Jambi.

Apakah kamu pernah berkunjung ke Jambi? Jika artikel ini bermanfaat, jangan ragu untuk membagikannya kepada teman-teman mu agar lebih banyak lagi yang mengenal keunikan Jambi.

Baca juga:

Pertanyaan yang Sering Ditanyakan (FAQ)

1. Apa saja julukan resmi untuk Kota Jambi?

Jambi memiliki dua julukan utama, yaitu “Bumi Melayu” yang menekankan aspek sejarah sebagai pusat peradaban Melayu, dan “Kota Bertuah” yang berasal dari motto resminya, “Tanah Pilih Pesako Betuah”.

2. Apa arti dari “Tanah Pilih Pesako Betuah”?

Motto ini berarti “Tanah terpilih yang merupakan warisan berharga dan penuh keberkahan”. Ini mencerminkan keyakinan bahwa Jambi adalah tanah istimewa yang dipilih leluhur dan membawa nasib baik.

3. Mengapa Jambi disebut sebagai Bumi Melayu?

Karena Jambi diyakini sebagai lokasi pusat Kerajaan Melayu kuno, yang merupakan cikal bakal bangsa Melayu. Buktinya adalah situs Candi Muaro Jambi dan catatan sejarah yang menyebutkan Kerajaan Melayu berada di Batang Hari, Jambi.

4. Apa saja destinasi wisata andalan Jambi?

Beberapa yang terkemuka adalah Candi Muaro Jambi (sejarah), Danau Gunung Tujuh (alam), Geopark Merangin (geologi dan petualangan), dan Perkebunan Teh Kayu Aro.

5. Apakah “Kota Bertuah” hanya untuk kota Jambi atau provinsi Jambi?

Julukan “Kota Bertuah” dan motto “Tanah Pilih Pesako Betuah” secara resmi digunakan untuk Kota Jambi (ibu kota provinsi). Namun, secara tidak formal, makna filosofisnya sering kali diasosiasikan dengan keseluruhan Provinsi Jambi yang kaya akan sejarah dan alam.

Scroll to Top