Efek Samping Vitamin C
Lifestyle

7 Efek Samping Vitamin C Berlebihan

Vitamin C, atau asam askorbat, dikenal sebagai nutrisi penting yang berperan dalam menjaga kesehatan tubuh. Sebagai salah satu vitamin yang larut dalam air, vitamin C memiliki berbagai manfaat yang penting bagi tubuh, mulai dari meningkatkan sistem kekebalan tubuh hingga membantu proses penyembuhan luka. Namun, seperti halnya nutrisi lainnya, mengonsumsi vitamin C dalam jumlah berlebihan juga dapat menyebabkan efek samping yang perlu diwaspadai.

Efek Samping Vitamin C jika Dikonsumsi Berlebihan

Efek Samping Vitamin C

Berikut ini berbagai efek samping yang mungkin timbul akibat kelebihan vitamin C yang dirangkum dari beberapa sumber.

1. Meningkatkan Risiko Diabetes

Vitamin C dalam dosis tinggi juga dapat meningkatkan risiko diabetes. Hal ini disebabkan oleh kemampuan vitamin C untuk mengganggu pengontrolan kadar gula dalam darah, yang dapat memicu gangguan metabolisme lemak, protein, dan karbohidrat.

2. Kelebihan Zat Besi

Vitamin C dikenal dapat meningkatkan penyerapan zat besi dalam tubuh. Namun, konsumsi vitamin C yang berlebihan dapat menyebabkan penyerapan zat besi yang berlebihan juga. Kelebihan zat besi dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti hemokromatosis.

3. Gangguan Pencernaan

Salah satu efek samping paling umum dari kelebihan vitamin C adalah gangguan pencernaan. Konsumsi vitamin C dalam dosis tinggi dapat menyebabkan mual, muntah, diare, dan nyeri perut. Hal ini terutama terjadi ketika vitamin C dikonsumsi dalam bentuk suplemen, karena dosisnya lebih tinggi daripada yang biasanya diperoleh dari makanan.

4. Memicu Masalah Kulit

Konsumsi vitamin C yang berlebihan juga dapat menyebabkan masalah pada kulit, seperti ruam, iritasi, dan alergi. Ini terutama terjadi pada orang yang memiliki kulit sensitif atau alergi terhadap vitamin C.

5. Memicu Terbentuknya Batu Ginjal

Vitamin C yang berlebihan juga dapat meningkatkan risiko terbentuknya batu ginjal. Hal ini disebabkan oleh senyawa oksalat yang dihasilkan dari metabolisme vitamin C berlebihan. Senyawa oksalat ini dapat mengikat mineral dan membentuk kristal di ginjal, yang kemudian dapat menyebabkan pembentukan batu ginjal.

6. Ketidakseimbangan Nutrisi

Kelebihan vitamin C juga dapat menyebabkan ketidakseimbangan nutrisi dalam tubuh. Vitamin C dapat menghambat penyerapan beberapa vitamin dan mineral, seperti vitamin B12 dan tembaga. Hal ini dapat menyebabkan kekurangan nutrisi tertentu dalam jangka panjang.

7. Menghambat Pengobatan Kanker

Vitamin C dalam dosis tinggi juga dapat menghambat efektivitas pengobatan kanker. Beberapa studi menunjukkan bahwa vitamin C dapat mengganggu proses pengobatan kanker, meskipun masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan hal ini.

Manfaat Vitamin C untuk Tubuh

Sebelum membahas efek sampingnya, mari kita kenali terlebih dahulu manfaat utama dari vitamin C bagi tubuh:

  • Vitamin C dapat membantu menjaga kesehatan jantung dengan melindungi sel-sel pembuluh darah dari kerusakan.
  • Vitamin C berperan dalam meningkatkan produksi sel-sel kekebalan tubuh, sehingga membantu tubuh melawan infeksi dan penyakit.
  • Vitamin C diperlukan untuk pembentukan kolagen, protein yang penting untuk proses penyembuhan luka.
  • Sebagai antioksidan, vitamin C melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas, yang dapat menyebabkan berbagai penyakit kronis.

Batas Konsumsi Vitamin C yang Aman

Agar tidak mengalami efek samping yang merugikan, penting untuk mengonsumsi vitamin C sesuai dengan takaran yang disarankan. Berikut adalah batas konsumsi vitamin C yang dianggap aman:

  • Dewasa: 65-90 miligram per hari
  • Anak-anak: 40-75 miligram per hari, tergantung pada usia

Penting juga untuk mendapatkan asupan vitamin C dari sumber alami, seperti buah-buahan dan sayur-sayuran, daripada mengandalkan suplemen.

Untuk menghindari efek samping yang tidak diinginkan, penting untuk mengonsumsi vitamin C sesuai dengan dosis yang disarankan. Jika kamu mengalami efek samping setelah mengonsumsi vitamin C, segera konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Baca juga:

Referensi

  1. Prameswari, C. D., Salmasfattah, N., & Permata, A. (2023). Monitoring Efek Samping Infus Vitamin C High Dose di Klinik X Malang. Indonesian Journal of Pharmaceutical Education3(3).
  2. Amisha, F. N. U., Ghanta, S. N., Kumar, A., Fugere, T., Malik, P., Kakadia, S., … & Kakadia, S. (2022). Scurvy in the modern world: Extinct or not?. Cureus14(2).
  3. Abdullah, M., Jamil, R. T., & Attia, F. N. (2022). Vitamin C (ascorbic acid). In StatPearls [Internet]. StatPearls Publishing.
  4. Kembuan, M. V., Wangko, S., & Tanudjaja, G. N. (2012). Peran vitamin C terhadap pigmentasi kulit. Jurnal Biomedik: JBM4(3).
  5. Smirnoff, N. (2011). Vitamin C: the metabolism and functions of ascorbic acid in plants. In Advances in botanical research (Vol. 59, pp. 107-177). Academic Press.
  6. HACISEVKİ, A. (2009). An overview of ascorbic acid biochemistry. Journal of Faculty of Pharmacy of Ankara University38(3), 233-255.
  7. Walingo, K. M. (2005). Role of vitamin C (ascorbic acid) on human health-a review. African Journal of Food, Agriculture, Nutrition and Development5(1).