6 Efek Samping Antibiotik yang Perlu Diwaspadai

Efek Samping Antibiotik

Efek Samping Antibiotik – Antibiotik adalah obat yang digunakan untuk melawan infeksi bakteri pada manusia dan hewan. Penemuan antibiotik pada tahun 1928 oleh Alexander Fleming membawa perubahan besar dalam dunia kesehatan. Kata “antibiotik” berasal dari bahasa Yunani, yang berarti melawan kehidupan. Fungsi utama antibiotik adalah untuk mencegah infeksi bakteri atau profilaksis, dan biasanya diberikan kepada pasien dengan risiko tinggi atau sedang mengalami infeksi bakteri.

Namun, di balik manfaatnya, antibiotik juga dapat menimbulkan efek samping yang perlu diwaspadai. Efek samping ini bisa bervariasi dari yang ringan hingga berat, dan kadang-kadang dapat berdampak serius pada kesehatan seseorang.

Efek Samping Antibiotik

Berikut ini beberapa efek samping antibiotik yang digunakan tidak sesuai dengan aturan konsumsinya.

1. Resistensi Antibiotik

Resistensi antibiotik merupakan ancaman kesehatan global yang paling serius. Ketika antibiotik digunakan secara berlebihan atau tidak sesuai aturan, bakteri dapat beradaptasi dan mengembangkan kemampuan untuk bertahan hidup meskipun terkena antibiotik.

Penyebab Resistensi:

  • Penghentian penggunaan antibiotik sebelum dosis yang diresepkan selesai.
  • Penggunaan antibiotik untuk penyakit yang tidak memerlukannya, seperti infeksi virus flu.
  • Menggunakan antibiotik tanpa resep dokter.

Dampak Resistensi:

  • Infeksi menjadi sulit diobati.
  • Membutuhkan antibiotik yang lebih kuat atau kombinasi obat dengan efek samping lebih berat.
  • Meningkatkan angka kematian akibat infeksi yang tidak dapat dikontrol.

Solusi untuk mencegah resistensi adalah menggunakan antibiotik hanya sesuai resep dokter dan mengikuti aturan konsumsi secara disiplin.

2. Gangguan Pencernaan

SGangguan pencernaan merupakan efek samping antibiotik yang paling sering dilaporkan. Antibiotik bekerja dengan membunuh bakteri, tetapi mereka tidak selektif dan juga dapat memusnahkan bakteri baik di saluran pencernaan.

Gejala yang Muncul:

  • Diare
  • Mual
  • Muntah
  • Kram atau nyeri perut

Cara Mengatasi:

  • Menghindari makanan berlemak atau pedas yang dapat memperparah gangguan pencernaan.
  • Konsumsi probiotik selama atau setelah penggunaan antibiotik untuk mengembalikan keseimbangan bakteri baik di usus.

3. Perubahan Warna Gigi

Antibiotik seperti tetrasiklin dan doksisiklin dapat menyebabkan perubahan warna permanen pada gigi jika diberikan pada anak di bawah usia 8 tahun atau pada ibu hamil. Antibiotik ini dapat berikatan dengan kalsium dalam tubuh, termasuk di gigi yang sedang berkembang, sehingga menyebabkan noda kekuningan atau cokelat

Pencegahan:

  • Diskusikan alternatif antibiotik dengan dokter jika Anda khawatir tentang efek ini.
  • Hindari penggunaan antibiotik jenis ini pada kelompok usia yang rentan.

4. Reaksi Alergi

Meskipun jarang, reaksi alergi terhadap antibiotik bisa terjadi dan terkadang berbahaya. Reaksi ini dapat bersifat ringan hingga berat.

Gejala Reaksi Alergi Ringan:

  • Ruam atau kemerahan pada kulit
  • Gatal-gatal

Gejala Reaksi Alergi Berat:

  • Syok anafilaktik (kesulitan bernapas, tekanan darah rendah, dan pingsan)
  • Sindrom Stevens-Johnson (kerusakan kulit dan mukosa yang parah)

Tindakan Pencegahan:

  • Segera hentikan penggunaan antibiotik jika muncul gejala alergi dan konsultasikan ke fasilitas kesehatan.
  • Informasikan kepada dokter tentang riwayat alergi sebelum menerima resep antibiotik.

5. Sensitif Terhadap Cahaya

Beberapa antibiotik, terutama dari golongan tetrasiklin, dapat meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap cahaya matahari. Hal ini dikenal sebagai fotosensitivitas.

Dampak:

  • Kulit mudah terbakar meskipun terkena sinar matahari dalam waktu singkat.
  • Mata menjadi lebih sensitif terhadap cahaya terang.

Cara Mengatasi:

  • Kenakan pakaian yang melindungi kulit dari paparan sinar matahari langsung.
  • Gunakan tabir surya dengan SPF tinggi saat berada di luar ruangan.

6. Infeksi Jamur

Penggunaan antibiotik dapat mengganggu keseimbangan mikroba dalam tubuh, menyebabkan jamur tumbuh tanpa kontrol.

Jenis Infeksi yang Umum:

  • Kandidiasis oral (infeksi jamur di mulut)
  • Infeksi jamur vagina pada wanita

Gejala:

  • Rasa gatal atau sensasi terbakar di area yang terinfeksi
  • Plak putih di mulut (pada kandidiasis oral)

Pencegahan dan Penanganan:

  • Gunakan obat antijamur jika diperlukan, sesuai dengan anjuran dokter.
  • Konsumsi probiotik atau makanan yang mengandung bakteri baik.

Selain itu, antibiotik juga dapat menyebabkan efek samping seperti kerusakan jaringan ikat, sakit kepala, kejang, gangguan jantung seperti detak jantung tidak teratur dan tekanan darah rendah, serta kelainan darah seperti leukopenia (jumlah sel darah putih yang rendah) atau trombositopenia (jumlah trombosit yang terlalu rendah). Kerusakan jaringan ikat biasanya terjadi akibat penggunaan antibiotik jenis fluoroquinolone, cephalosporin, sulfonamide, dan azythromycin.

Menggunakan Antibiotik dengan Bijak

Untuk mengurangi risiko efek samping antibiotik, ada beberapa hal yang dapat dilakukan, antara lain:

  • Gunakan antibiotik sesuai resep dokter dan habiskan seluruh dosis yang telah ditentukan.
  • Jangan mengonsumsi antibiotik yang tidak diresepkan oleh dokter atau menggunakan antibiotik yang sudah kadaluwarsa.
  • Jangan memberikan antibiotik Anda kepada orang lain atau menggunakan antibiotik yang diresepkan untuk orang lain.
  • Jika mengalami efek samping yang mengkhawatirkan setelah mengonsumsi antibiotik, segera hubungi dokter.

Dengan menggunakan antibiotik dengan bijak, kita dapat mengurangi risiko efek samping dan membantu mempertahankan efektivitas antibiotik untuk masa depan. Semoga tulisan yang disadur dari beberapa sumber ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi kita semua

Baca juga:

Referensi

  1. Pevzner, I. B., Brezgunova, A. A., Popkov, V. A., Sintsov, M. Y., Andrianova, N. V., Zorova, L. D., … & Sukhikh, G. T. (2024). The effects of antibiotic therapy on neonatal sepsis-associated acute kidney injury. Life Sciences338, 122359.
  2. Stanley, E. A., Zhang, L., O’Hara, J., Haertsch, P., & Maitz, P. (2024). The seven-fold rise in incidence of Stevens-Johnson syndrome & toxic epidermal necrolysis: Associations with COVID-19 and the vaccine. Burns50(1), 87-92.
  3. Hao, L., Cai, W., Zeng, Z., Geng, X., Li, Q., Chen, H., … & Ding, J. (2024). Toxic epidermal necrolysis after injection of sclerosing agent and medical adhesive into oesophageal variceal ligation in a patient with a malignant liver tumour: A case report. Experimental and Therapeutic Medicine27(1), 1-5.
  4. Pevzner, I. B., Brezgunova, A. A., Popkov, V. A., Sintsov, M. Y., Andrianova, N. V., Zorova, L. D., … & Sukhikh, G. T. (2024). The effects of antibiotic therapy on neonatal sepsis-associated acute kidney injury. Life Sciences338, 122359.
  5. Chen, J., Zhao, L., Mao, Y., Ye, M., Guo, Q., Zhang, Y., … & Chu, H. (2019). Clinical efficacy and adverse effects of antibiotics used to treat Mycobacterium abscessus pulmonary disease. Frontiers in microbiology10, 1977.
  6. Marchant, J. (2018). When antibiotics turn toxic. Nature555(7697), 431-433.
  7. Roose-Amsaleg, C., & Laverman, A. M. (2016). Do antibiotics have environmental side-effects? Impact of synthetic antibiotics on biogeochemical processes. Environmental Science and Pollution Research23, 4000-4012.
  8. Singh, R., Sripada, L., & Singh, R. (2014). Side effects of antibiotics during bacterial infection: mitochondria, the main target in host cell. Mitochondrion16, 50-54.
  9. Couce, A., & Blazquez, J. (2009). Side effects of antibiotics on genetic variability. FEMS microbiology reviews33(3), 531-538.
  10. Cunha, B. A. (2001). Antibiotic side effects. Medical Clinics of North America85(1), 149-185.
Please follow and like us:
WhatsApp
URL has been copied successfully!
Scroll to Top