Kompleks Candi Muaro Jambi merupakan salah satu yang terluas di Asia Tenggara dengan luas mencapai 3981 hektar. Selain itu, kompleks candi ini telah dinominasikan untuk menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO sejak tahun 2009.
Namun, sejarah dan keindahan Candi Muaro Jambi tidak hanya ditemukan dalam angka dan penghargaan internasional. Sebagai situs yang menggabungkan budaya Hindu dan Buddha, kompleks candi ini memiliki makna mendalam bagi Indonesia dan dunia.
Candi Muaro Jambi
Berikut informasi penting tentang Candi Muaro Jambi.
Lokasi Candi Muaro Jambi

Candi Muaro Jambi berlokasi di Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi, Indonesia. Secara lebih rinci, kompleks candi ini tersebar di delapan desa, yaitu Desa Muara Jambi, Desa Danau Lamo, Desa Dusun Baru, Desa Kemingking Luar, Desa Kemingking Dalam, Desa Dusun Mudo, Desa Teluk Jambu, dan Desa Tebat Patah. Lokasi kompleks candi ini berjarak sekitar 26 kilometer ke arah timur dari Kota Jambi dan berada di tepi Sungai Batanghari.
Google Maps Lokasi Candi
Harga Tiket Masuk
Berdasarkan informasi yang tersedia hingga saat ini, biaya masuk ke Candi Muaro Jambi diperkirakan sekitar Rp 9.000 per orang, namun perlu diingat bahwa harga tersebut dapat mengalami perubahan.
Jam Operasional
Kawasan wisata kompleks Candi Muaro Jambi dapat dikunjungi oleh pengunjung mulai dari pukul 08.00 hingga 18.00 WIB.
Sejarah Candi Muaro Jambi

Untuk memahami keindahan Candi Muaro Jambi, mari kita telusuri sejarah Candi Muaro Jambi yang kaya. Candi ini diyakini berasal dari masa kejayaan dua kerajaan besar di Indonesia, yaitu Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Melayu.
Jejak Kerajaan Sriwijaya
Abad ke-7 hingga abad ke-14 adalah masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya, sebuah kerajaan maritim yang menjadi salah satu kekuatan terbesar di Asia Tenggara. Kerajaan ini berpusat di Palembang, Sumatra Selatan, dan memiliki pengaruh yang meluas dalam perdagangan, budaya, dan agama di kawasan ini. Salah satu agama utama yang dianut di Sriwijaya adalah agama Buddha, khususnya aliran Mahayana. Pengaruh agama Buddha sangat kuat dan terlihat dalam seni, arsitektur, dan kompleks candi Muaro Jambi.
Candi-candi yang terdapat dalam kompleks Muaro Jambi mencerminkan pengaruh Buddha Mahayana dengan kehadiran stupa dan arca-arca Buddha yang menghiasi dinding-dinding candi. Mandala, sebuah simbol penting dalam agama Buddha, juga tergambar dalam rancangan interior candi-candi ini. Sriwijaya tidak hanya menjadi pusat perdagangan penting, tetapi juga menjadi pusat penyebaran agama Buddha di wilayah ini.
Pengaruh Kerajaan Melayu
Kerajaan Melayu, yang eksis sekitar abad ke-7 hingga abad ke-14, juga memiliki peran yang signifikan dalam sejarah kompleks candi Muaro Jambi. Kerajaan ini dikenal karena pengaruhnya yang kuat dalam perdagangan, budaya, dan agama di wilayah ini. Seperti Sriwijaya, Kerajaan Melayu juga menganut agama Hindu-Buddha sebagai bagian integral dari budaya dan kehidupan sehari-hari.
Sejarah Kerajaan Melayu memberikan landasan penting dalam perkembangan kompleks candi ini. Pengaruh agama Hindu-Buddha, yang tercermin dalam arsitektur candi, menggambarkan perpaduan budaya yang kaya dan toleransi agama dalam kerajaan ini. Candi-candi di kompleks Muaro Jambi mencerminkan warisan agama Hindu-Buddha yang kuat yang terdapat dalam sejarah Melayu.
Dua kerajaan besar ini, Sriwijaya dan Melayu, tidak hanya berfungsi sebagai pusat perdagangan yang penting, tetapi juga sebagai penjaga dan penyebar agama Buddha dan Hindu di wilayah ini. Pengaruh mereka dalam perkembangan kompleks candi Muaro Jambi adalah cerminan dari kekuatan budaya dan sejarah Indonesia yang kaya, yang hingga hari ini tetap menginspirasi dan mempesona para pengunjung situs ini.
Pengaruh Agama Hindu-Buddha
Kompleks candi Muaro Jambi mengesankan secara arsitektural dan menggambarkan pengaruh kuat agama Hindu-Buddha dalam masyarakatnya. Terletak di tanggul alam kuno Sungai Batanghari, kompleks ini memiliki luas mencapai 12 km persegi dan panjang lebih dari 7 kilometer. Di dalamnya terdapat lebih dari 110 candi, sebagian besar masih berupa gundukan tanah yang belum dikupas (diokupasi).
Meskipun banyak candi yang bercorak Buddhis, ada juga beberapa bangunan yang memiliki pengaruh agama Hindu. Namun, pengaruh agama Buddha Mahayana Tantrayana sangat kuat, seperti yang dapat dilihat dalam lempeng-lempeng bertuliskan “wajra” pada beberapa candi yang membentuk mandala. Keindahan arsitektur yang rumit dan detailnya menggambarkan kebesaran dan kekayaan budaya zaman dahulu.
Baca juga: Legenda Gunung Kerinci dan Keindahan Danaunya
Penemuan dan Pemugaran

Kompleks percandian Muaro Jambi pertama kali dilaporkan pada tahun 1824 oleh seorang letnan Inggris bernama S.C. Crooke yang melakukan pemetaan daerah aliran sungai untuk kepentingan militer. Namun, pemugaran serius situs ini dimulai pada tahun 1975 di bawah pimpinan R. Soekmono, seorang arkeolog terkemuka di Indonesia. Berdasarkan aksara Jawa Kuno pada beberapa lempeng yang ditemukan, para pakar epigrafi menyimpulkan bahwa peninggalan ini berasal dari abad ke-7 hingga abad ke-12 Masehi.
Dalam situs ini, saat ini baru sembilan bangunan yang telah dipugar, dan kesemuanya adalah bercorak Buddhis. Kesembilan candi ini adalah
- Candi Kotomahligai
- Candi Kedaton
- Candi Gedong Satu
- Candi Gedong Dua
- Candi Gumpung
- Candi Tinggi
- Candi Telago Rajo
- Candi Kembar Batu
- Candi Candi Astano
Namun, kompleks ini memiliki lebih dari 80 reruntuhan candi dan sisa-sisa permukiman kuno dalam rentang abad IX-XV Masehi.

Selain candi-candi yang megah, kompleks Candi Muaro Jambi juga menjadi saksi bisu berbagai penemuan bersejarah. Artefak-arkeologi yang ditemukan di situs ini memberikan wawasan yang dalam tentang kehidupan masyarakat pada masa lalu. Beberapa artefak berharga yang telah ditemukan di kompleks ini termasuk: arca prajnaparamita, dwarapala, gajahsimha, umpak batu, lumpang/lesung batu, gong perunggu dengan tulisan Cina, mantra Buddhis yang ditulis pada kertas emas, keramik asing, tembikar, belanga besar dari perunggu, mata uang Cina, manik-manik, bata-bata bertulis, bergambar dan bertanda, fragmen pecahan arca batu, batu mulia, serta fragmen besi dan perunggu. Semua artefak ini menjadi jendela yang membuka pandangan kita ke masa lalu yang kaya akan budaya dan peradaban.
Baca juga: Gentala Arasy Jambi dan Keistimewaannya
Ancaman dan Upaya Pelestarian
Meskipun Candi Muaro Jambi merupakan Warisan Budaya Dunia yang sangat berharga, situs ini menghadapi berbagai tantangan dan ancaman. Salah satunya adalah dampak dari industri sawit dan batubara yang beroperasi di sekitar kompleks ini. Bahkan, sejumlah candi dan menapo (tumpukan bata berstruktur candi) berada persis di tengah-tengah lokasi pabrik dan areal penimbunan batubara. Pariwisata massal juga telah memperparah keadaan, dengan adanya persewaan sepeda yang sering kali melindas menapo, serta adanya kompleks candi yang digunakan sebagai pasar malam.
Untuk menjaga integritas situs ini dan lingkungan sekitarnya, perlu diambil tindakan tegas. Beberapa langkah yang telah diambil untuk pelestarian situs ini meliputi:
Perlindungan Lingkungan
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh Candi Muaro Jambi adalah aktivitas industri yang merusak lingkungan sekitar. Industri sawit dan batubara telah mengancam kelestarian situs ini. Oleh karena itu, tindakan keras perlu diambil untuk melindungi ekosistem alami di sekitar candi. Ini mencakup penghijauan kembali daerah yang telah ditebang, rehabilitasi lahan, dan pemantauan terus-menerus terhadap dampak lingkungan.
Pengaturan Pariwisata
Pengelolaan pariwisata yang baik adalah kunci untuk meminimalkan dampak negatif pada situs ini. Diperlukan pedoman yang jelas tentang bagaimana wisatawan dapat mengunjungi situs ini dengan benar. Selain itu, pembatasan jumlah pengunjung perlu diterapkan agar situs tidak terlalu padat, yang dapat merusak struktur dan lingkungan sekitarnya.
Pendidikan Publik
Pendidikan adalah salah satu alat terpenting dalam upaya pelestarian Candi Muaro Jambi. Masyarakat lokal dan wisatawan harus diberi pemahaman yang mendalam tentang nilai sejarah dan budaya yang terkandung dalam situs ini. Dengan meningkatkan kesadaran publik, kita dapat memastikan bahwa situs ini dihargai dan dijaga oleh semua pihak.
Kerja Sama Internasional
Kerja sama internasional sangat penting dalam menjaga status Candi Muaro Jambi sebagai Warisan Budaya Dunia. Kolaborasi dengan UNESCO dan lembaga internasional lainnya dapat memberikan bantuan finansial, sumber daya ahli, dan dukungan dalam upaya pelestarian. Ini juga dapat membuka pintu untuk kampanye pelestarian yang lebih luas di tingkat internasional.
Pengalokasian Wilayah
Pemerintah daerah perlu mengalokasikan wilayah untuk perlindungan dan pelestarian Candi Muaro Jambi dalam rencana tata ruang kabupaten dan provinsi. Dengan mengatur penggunaan lahan di sekitar situs ini, kita dapat memastikan bahwa ancaman dari industri dan perkembangan yang tidak terkendali dapat dicegah.
Dalam menghadapi berbagai tantangan ini, penting bagi semua pihak yang peduli dengan warisan budaya Indonesia untuk bersatu dan bekerja sama. Candi Muaro Jambi adalah harta berharga yang merupakan bagian tak terpisahkan dari identitas Indonesia. Dengan langkah-langkah yang tepat, kita dapat memastikan bahwa keagungannya akan tetap bersinar untuk generasi mendatang, dan kita akan terus memiliki kesempatan untuk memahami dan menghargai warisan sejarah dan budaya yang luar biasa ini.
Baca juga: Cara Shalat Witir 3 Rakaat Beserta Niat Shalatnya
Penginapan di Sekitar Candi Muaro Jambi
Terdapat beberapa pilihan akomodasi yang dapat dipertimbangkan, di antaranya adalah:
- Hotel Abadi Jambi: Terletak di pusat Kota Jambi, sekitar 26 kilometer dari Candi Muaro Jambi, hotel ini menyediakan fasilitas seperti kolam renang, restoran, dan layanan antar-jemput gratis.
- Hotel Duta Jambi: Beralamat di pusat Kota Jambi dan berjarak sekitar 26 kilometer dari Candi Muaro Jambi, hotel ini menyajikan fasilitas seperti restoran, kolam renang, dan taman bermain.
- Hotel Mayang Jambi: Dengan jarak sekitar 24 kilometer dari Candi Muaro Jambi, hotel ini menawarkan fasilitas seperti kolam renang, restoran, dan taman.
- Hotel Wisata Jambi: Terletak di pusat Kota Jambi dan berjarak sekitar 26 kilometer dari Candi Muaro Jambi, hotel ini dilengkapi dengan fasilitas kolam renang, restoran, dan akses Wi-Fi gratis.
- Wisma Kinasih: Akomodasi ini berlokasi dekat dengan Candi Muaro Jambi, hanya sekitar 1,5 kilometer dari kompleks candi. Wisma ini menawarkan kamar-kamar yang sederhana namun bersih dan nyaman, serta menyediakan fasilitas parkir dan akses Wi-Fi gratis.
Penting untuk melakukan reservasi akomodasi terlebih dahulu sebelum mengunjungi Candi Muaro Jambi, terutama jika Anda merencanakan kunjungan selama musim liburan atau akhir pekan.
Baca juga: Danau Kaco: Keunikan dan Legenda Legenda Rakyat Kerinci Jambi
Pengalaman Berwisata ke Candi Muaro Jambi
Berkunjung ke Candi Muaro Jambi adalah pengalaman yang tidak hanya memukau, tetapi juga mendidik dan memberi inspirasi. Situs ini adalah jendela ke masa lalu yang kaya akan sejarah, budaya, dan keajaiban arsitektur. Sambil menikmati keindahan alam sekitarnya, Anda dapat meresapi pengaruh agama Buddha dan Hindu dalam perkembangan wilayah ini.
Pengalaman berwisata di Candi Muaro Jambi juga adalah kesempatan kami untuk mendukung pelestarian warisan budaya Indonesia yang berharga ini. Dengan menjaga lingkungan, menghormati artefak bersejarah, dan memahami nilai-nilai budaya, kita semua dapat berkontribusi untuk memastikan bahwa Candi Muaro Jambi tetap bersinar untuk generasi-generasi mendatang.
Penutup
Meskipun menghadapi berbagai tantangan dan ancaman, upaya pelestarian dan pengelolaan yang baik dapat menjaga warisan berharga ini untuk generasi mendatang. Candi Muaro Jambi adalah salah satu harta terbesar Indonesia, dan kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaganya agar tetap bersinar dalam keajaiban sejarah dan budaya Indonesia. Semoga situs ini terus menjadi sumber inspirasi dan pengetahuan bagi semua yang datang ke sini, serta menjadi bagian yang tak terpisahkan dari perjalanan Indonesia dalam melestarikan warisan budayanya yang begitu kaya.
Referensi
- Malik, F. H. (2020). Pengembangan kawasan objek wisata candi muaro jambi. Abstract of Undergraduate Research, Faculty of Civil and Planning Engineering, Bung Hatta University, 2(3), 13-14.
- Tunjungsari, H. K., Selamat, F., & Chairy, C. (2019). Pengukuran Destination Awareness Wisatawan Domestik pada Candi Muaro Jambi. Jurnal Komunikasi, 11(2), 233-247.
- Meilania, M., & Febrianti, H. (2019). Pelestarian candi muaro jambi sebagai benda cagar budaya dan pariwisata di provinsi jambi. Journal V-Tech, 2(1), 99-109.
- Pamungkas, S., & Agustiningsih, N. (2018). Candi Muaro Jambi: Kajian Cerita Rakyat, Arkeologi, Dan Pariwisata. Istoria: Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah Universitas Batanghari, 2(2), 49-62.