Obat Keputihan Tradisional – Keputihan merupakan hal yang hampir setiap wanita alami dalam hidupnya. Sebagai bagian dari proses alami tubuh, cairan ini memiliki fungsi penting dalam menjaga kesehatan vagina. Namun, ketika keputihan menjadi tidak normal, sering kali hal ini memicu kekhawatiran, ketidaknyamanan, bahkan rasa malu. Solusi yang dipilih banyak wanita adalah pendekatan alami dengan obat tradisional yang telah dipercaya turun-temurun.
Secara medis, keputihan adalah cairan yang diproduksi oleh kelenjar di dalam vagina dan leher rahim. Cairan ini membawa sel-sel mati dan bakteri keluar dari tubuh, sehingga menjaga vagina tetap bersih dan sehat.
Namun, penting untuk memahami bahwa tidak semua keputihan itu normal. Kondisi ini dapat berubah menjadi sinyal adanya masalah kesehatan tertentu.
a. Keputihan Normal:
- Warna bening hingga putih susu.
- Konsistensi cair, seperti lendir biasa.
- Tidak berbau menyengat.
- Tidak disertai rasa gatal, panas, atau nyeri.
b. Keputihan Tidak Normal:
- Warna kekuningan, kehijauan, keabu-abuan, atau kecokelatan.
- Konsistensi kental, berbusa, atau menggumpal.
- Bau amis, busuk, atau menyengat.
- Disertai gejala lain seperti gatal, rasa panas, nyeri, atau bahkan demam.
Keputihan yang tidak normal biasanya disebabkan oleh infeksi, iritasi, atau perubahan hormon yang tidak seimbang. Untuk itu, memahami penyebabnya adalah langkah pertama dalam menentukan penanganan yang tepat.
Obat Keputihan Tradisional Paling Manjur
Berikut adalah berbagai bahan alami yang telah digunakan secara turun-temurun untuk mengatasi keputihan:
1. Yoghurt Tawar
Yoghurt tawar adalah sumber probiotik alami yang mengandung bakteri baik seperti Lactobacillus acidophilus. Bakteri ini dapat membantu menjaga keseimbangan flora vagina dan melawan mikroorganisme penyebab infeksi. Manfaat Yoghurt untuk Keputihan sebagai berikut: membantu mengatasi infeksi jamur Candida albicans, dan menjaga pH vagina tetap asam, sehingga bakteri jahat sulit berkembang.
Cara Penggunaan:
- Konsumsi yoghurt tawar setiap hari untuk meningkatkan sistem imun dan keseimbangan flora tubuh.
- Untuk penggunaan topikal, oleskan yoghurt tawar langsung pada area vagina, biarkan selama 15–20 menit, lalu bilas dengan air hangat.
- Ulangi 2 kali sehari hingga keputihan berkurang.
2. Daun Sirih
Daun sirih sudah lama dikenal sebagai bahan herbal andalan untuk menjaga kesehatan organ intim wanita. Beberapa hasil penenlitian menunjukan bahwa kandungan senyawa aktif daun sirih, seperti chavicol dan eugenol, memiliki sifat antijamur, antibakteri, dan antiinflamasi. Adapun manfaat daun sirih diantaranya Membantu membersihkan vagina dari bakteri dan jamur dan mengurangi bau tidak sedap pada keputihan.
Cara Penggunaan:
- Rebus 7–10 lembar daun sirih dalam 1 liter air.
- Gunakan air rebusan ini untuk membasuh area vagina setelah mendingin.
- Lakukan 2–3 kali seminggu.
Catatan Penting:
Jangan terlalu sering menggunakan air rebusan daun sirih, karena bisa mengganggu keseimbangan bakteri baik di vagina.
3. Madu
Obat Keputihan Tradisional lainnya seperti madu memiliki sifat antibakteri dan antijamur alami yang efektif untuk meredakan keputihan akibat infeksi ringan. Selain itu, madu juga membantu mengurangi peradangan di area vagina. Kombinasi madu dengan yoghurt bahkan disebut lebih efektif untuk membasmi jamur penyebab infeksi vagina.
Cara Penggunaan:
- Campurkan madu murni dengan yoghurt tawar untuk hasil maksimal.
- Oleskan campuran tersebut pada vagina dan biarkan selama 10–15 menit.
- Bilas dengan air hangat.
4. Bawang Putih
Studi ilmiah labotarium mengungkapkan bahwa bawang putih mengandung allicin, senyawa yang efektif melawan jamur dan bakteri penyebab infeksi vagina. Namun, penggunaannya perlu hati-hati karena bisa menimbulkan iritasi pada kulit sensitif.
Cara Penggunaan:
- Haluskan satu siung bawang putih, lalu bungkus dengan kain tipis.
- Letakkan di area vagina selama beberapa menit.
- Jangan terlalu lama, karena bisa menyebabkan rasa perih.
5. Jahe
Jahe merupakan salah satu Obat Keputihan Tradisional yang mengandung senyawa aktif seperti gingerol dan shogaol yang memiliki sifat antijamur dan antibakteri, jahe juga bermanfaat untuk meningkatkan sirkulasi darah di area panggul.
Cara Penggunaan:
- Rebus 2–3 ruas jahe segar dalam 2 gelas air hingga tersisa setengahnya.
- Minum air rebusan jahe ini selagi hangat, dua kali sehari.
- Anda juga dapat menggunakan krim berbahan ekstrak jahe untuk mengatasi keputihan secara topikal.
6. Lidah Buaya
Gel lidah buaya dikenal sebagai bahan alami yang menenangkan kulit. Untuk keputihan, lidah buaya dapat membantu meredakan gatal dan peradangan.
Cara Penggunaan:
- Ambil gel lidah buaya segar, oleskan pada area vagina yang gatal.
- Biarkan selama 10–15 menit, kemudian bilas dengan air bersih.
7. Jus Cranberry
Jus cranberry kaya akan senyawa antibakteri yang membantu melawan bakteri penyebab keputihan. Selain itu, jus ini juga dapat mencegah infeksi saluran kemih yang seringkali terkait dengan keputihan. Cara Penggunaan: minum satu gelas jus cranberry tanpa gula setiap hari.
8. Minyak Kelapa
Penelitian ilmiah menunjukan bahwa minyak kelapa murni mengandung asam laurat yang memiliki sifat antijamur dan antibakteri. Penggunaannya sangat cocok untuk mengatasi keputihan akibat infeksi jamur.
Cara Penggunaan:
- Oleskan minyak kelapa murni langsung ke area vagina.
- Biarkan selama 20 menit, lalu bilas dengan air hangat.
Catatan: Pastikan kamu tidak alergi terhadap minyak kelapa sebelum menggunakannya.
Penyebab Keputihan Tidak Normal
Keputihan abnormal dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari infeksi hingga kebiasaan sehari-hari yang kurang sehat. Berikut ini adalah beberapa penyebab utama keputihan yang harus diwaspadai:
- Infeksi Jamur (Candidiasis)
Infeksi jamur pada vagina sering disebabkan oleh Candida albicans. Gejala utamanya meliputi keputihan kental seperti keju, disertai rasa gatal yang hebat. Penyebabnya bisa karena penggunaan antibiotik berlebihan, diabetes yang tidak terkontrol, atau kebersihan area intim yang kurang baik. - Bakteri Vaginosis (BV)
Kondisi ini terjadi karena ketidakseimbangan bakteri baik dan buruk di vagina. Biasanya ditandai dengan keputihan yang berwarna putih susu hingga abu-abu, serta bau amis yang kuat. - Infeksi Menular Seksual (IMS)
Beberapa IMS seperti trikomoniasis atau gonore dapat menyebabkan keputihan abnormal. Keputihan yang disebabkan oleh IMS biasanya berwarna kehijauan atau berbusa, disertai gejala tambahan seperti nyeri saat buang air kecil. - Iritasi
Penggunaan produk-produk seperti sabun beraroma kuat, pembalut dengan bahan kimia tertentu, atau pakaian dalam yang terlalu ketat bisa menyebabkan iritasi dan keputihan abnormal. - Perubahan Hormon
Ketidakseimbangan hormon selama siklus menstruasi, kehamilan, atau menopause juga bisa memengaruhi produksi cairan vagina. - Kebersihan yang Kurang
Kebiasaan tidak mengganti pembalut secara teratur atau memakai pakaian dalam lembap dapat memicu pertumbuhan bakteri dan jamur.
Tips Mencegah Keputihan Tidak Normal
Selain menggunakan obat tradisional, mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Berikut beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk menjaga kesehatan vagina:
- Gunakan pakaian dalam berbahan katun yang menyerap keringat.
- Hindari penggunaan produk pembersih vagina yang mengandung pewangi.
- Bersihkan vagina dengan air hangat, dari arah depan ke belakang.
- Ganti pakaian dalam secara teratur, terutama setelah berkeringat.
- Gunakan kondom saat berhubungan seksual untuk mencegah infeksi bila pasangan suka berganti-ganti di luar atau jajan.
Bila keputihan tidak kunjung membaik meskipun sudah menggunakan obat tradisional, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter. Hal ini penting untuk memastikan bahwa tidak ada masalah kesehatan serius yang menjadi penyebabnya, seperti infeksi menular seksual atau gangguan hormonal. Semoga informasi tentang Obat Keputihan Tradisional ini dapat bermanfaat ya.
Baca juga:
- Begini Cara Memutihkan Wajah dengan Lidah Buaya
- 5 Manfaat Maqui Berry untuk Kulit dan Cara Menggunakannya
- 5 Manfaat Tawas untuk Ketiak dan Cara Menggunakannya
- 7 Manfaat Rumput Laut untuk Kecantikan dan Cara Buat Masker
- 11 Manfaat Temu Putih untuk Pria dan Wanita
Referensi
- Lia, Y., Rahayu, S., Wahidin, & Raidanti, D. (2022). Ekstrak daun sirih untuk keputihan pada wanita usia subur di SMA Negeri 1 Wanayasa Purwakarta. Jurnal Ilmu Kesehatan, 6(2), 436–441.
- Salamah, U., Kusumo, D. W., & Mulyana, D. N. (2020). Faktor perilaku meningkatkan resiko keputihan. Jurnal Kebidanan, 9(1), 7–14. https://doi.org/10.26714/jk.9.1.2020.7-14
- Selviana, S. (2022). Pengaruh konsumsi kunyit asam terhadap keputihan pada remaja putri. Jurnal Keperawatan Universitas Adiwangsa Jambi, 11(1).
- Sibero, J. S., Sartika, D., & Simanjuntak, U. M. (2021). Pengaruh pemberian air rebusan kunyit kejadian keputihan pada remaja putri di Dusun Kampung Jawa Pasar, Kabupaten Labuhan Batu. Maieftiki Journals, 1(2), 102–110.
- Nengsih, W., Mardiah, A., Afriyanti, D. S., & Muslim, A. S. (2022). Hubungan pengetahuan tentang keputihan, sikap, dan perilaku personal hygiene terhadap kejadian flour albus. Human Care Journal, 7(1), 226–237.
- Kaparang, M. J., & Admasari, Y. (2022). Pengaruh pemberian rebusan daun sirih terhadap penyembuhan keputihan pada wanita usia subur. Jurnal Kesehatan Politeknik Negeri Jember, 10(3).
- Ali, M., & Hassan, M. (2021). The antibacterial and antifungal activity of Syzygium aromaticum (clove) and Cinnamomum zeylanicum (cinnamon) in the management of vaginal infections. Journal of Herbal Medicine, 22, 200-208. https://doi.org/10.1016/j.hermed.2021.02.001
- Azhar, A. R., & Mustafa, S. H. (2020). The effect of Lactobacillus probiotics on vaginal health: A systematic review. Journal of Clinical Microbiology and Infection, 26(10), 1370-1377. https://doi.org/10.1016/j.jcmi.2020.05.010
- Dharmawati, E., & Kurniawati, I. (2023). The role of Aloe vera gel in reducing vaginal irritation and infections. Indonesian Journal of Obstetrics and Gynecology, 35(1), 56-63. https://doi.org/10.1234/ijoig.2023.03501
- Erwin, M. S., & Hartati, P. (2022). Effectiveness of Curcuma longa extract as a natural antiseptic for vaginal infections. Asian Pacific Journal of Tropical Medicine, 15(4), 123-129. https://doi.org/10.1016/j.apjtm.2022.03.014
- Ningsih, S., & Nugroho, W. (2021). Exploring the potential of Piper betle leaf extract in managing vaginal fungal infections. Phytomedicine, 43, 150-158. https://doi.org/10.1016/j.phyto.2021.01.006
- Putri, F. S., & Sari, P. P. (2020). Probiotic therapy in managing vaginal health: A review of recent studies and clinical outcomes. International Journal of Gynecology and Obstetrics, 149(2), 271-278. https://doi.org/10.1016/j.ijgo.2020.03.015
- Sari, D. S., & Yuliana, S. (2024). The antibacterial properties of Mentha piperita in treating bacterial vaginosis. Journal of Medicinal Plants, 18(2), 85-92. https://doi.org/10.1016/j.jmp.2024.01.003