Candi Kedaton Muaro Jambi: Lokasi, dan Rute

Candi Kedaton Jambi

Candi Kedaton Muaro Jambi merupakan bagian dari kompleks percandian Muaro Jambi, merupakan salah satu kompleks candi Hindu-Buddha terluas di Asia Tenggara. Sejarah candi ini kaya dan dipercayai berasal dari masa Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Melayu. Sejak tahun 1975, Direktorat Perlindungan dan Pembinaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala telah melakukan pemugaran pada beberapa candi di kompleks ini, termasuk Candi Kedaton.

Candi Kedaton memainkan peran penting dalam perkembangan peradaban di masa lampau. Pada saat itu, kompleks Candi Muaro Jambi dikenal sebagai pusat pendidikan terbesar di Asia pada abad ke-7. Maka tak heran jika kompleks ini tidak hanya berperan dalam ranah teologi, tetapi juga dalam bidang kedokteran, obat-obatan, filsafat, arsitektur, seni, dan berbagai aspek lainnya.

Candi Kedaton Jambi Muaro Jambi

Berikut informasi tentang candi Kedaton Muaro Jambi.

Lokasi Candi Kedaton Muaro Jambi

Candi Kedaton Muaro Jambi

Secara administratif, candi ini terletak di Desa Muaro Jambi, Kecamatan Muarosebo, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi.. Candi Kedaton berjarak sekitar 1500 meter menuju arah barat dari Candi Gedong II, di dataran yang sekitarnya masih dihiasi oleh semak belukar. Wilayah ini adalah rumah bagi kompleks candi yang penuh misteri dan sejarah yang kaya.

Kompleks ini terdiri dari sejumlah candi Hindu-Buddha yang tersebar di daerah seluas 3.981 hektar, menjadikannya kompleks percandian terluas di Asia Tenggara. Candi Muaro Jambi adalah saksi bisu dari peradaban kuno yang makmur dan merupakan destinasi yang sangat menarik bagi pecinta sejarah dan budaya.

Rute Menuju Candi Kedaton Muaro Jambi

jika Anda ingin mengunjunginya dari Kota Jambi, perjalanan darat selama sekitar 30 menit akan membawa Anda ke tempat yang memukau ini.

Harga Tiket Masuk

Berdasarkan informasi yang tersedia hingga saat ini, biaya masuk ke Candi Muaro Jambi diperkirakan sekitar Rp 9.000 per orang, namun perlu diingat bahwa harga tersebut dapat mengalami perubahan.

Jam Operasional

Kawasan wisata kompleks Candi Muaro Jambi dapat dikunjungi oleh pengunjung mulai dari pukul 08.00 hingga 18.00 WIB.

Arsitektur Candi Kedaton Muaro jambi

Arsitektur Candi Kedaton Muaro jambi
Sumber Gambar: Buddhazine

Arsitektur Candi Kedaton memikat setiap pengunjung yang tiba di situs ini. Candi ini dikelilingi oleh tembok pagar keliling berukuran besar, mencapai 200 x 230 meter yang membujur arah utara-selatan. Di sisi utara tembok pagar keliling terdapat runtuhan gerbang pintu masuk halaman kelompok candi, yang dikenal sebagai vihāra.

Sama seperti candi-candi lainnya di kompleks ini, halaman Candi Kedaton dibagi menjadi beberapa ruang dengan bantuan tembok bata. Tembok-tembok penyekat ini membagi halaman candi menjadi sembilan ruang yang berbeda. Di dalam halaman yang terpisah-pisah ini, terdapat paling sedikit 10 runtuhan bangunan, termasuk bangunan induk, bangunan maṇḍapa, gerbang, dan bangunan perwara yang ukurannya lebih kecil.

Bangunan induk Candi Kedaton adalah yang terbesar di antara semua bangunan candi yang ada di Kompleks Candi Muaro Jambi. Bangunan ini memiliki ukuran yang mengesankan, dengan bagian kaki bangunan yang memiliki beberapa ruang. Ruang terbesar memiliki ukuran 16,25 x 16,25 meter dan tingginya mencapai 7,20 meter. Bagian ini diisi dengan batu kerakal, yang hingga saat ini fungsi sebenarnya masih menjadi misteri. Batu-batu kerikil ini mungkin memiliki peran dalam konstruksi bangunan untuk menjaga agar tidak mudah runtuh. Meskipun penggunaannya masih menjadi tanda tanya, batu-batu ini adalah contoh arsitektur yang cerdik dari masa lalu.

Gapura Pintu Masuk

Gapura Pintu Masuk
Sumber Gambar: Hypeabis

Di sisi utara halaman Candi Kedaton, terdapat sebuah gapura pintu masuk yang menjadi salah satu elemen yang memikat perhatian. Ambang pintu gapura ini memiliki desain yang unik, bergeser ke arah barat dan tidak sejajar dengan undakan pada bangunan utama dan bangunan maṇḍapa. Di sisi kiri dan kanan tangga naik gapura, terdapat dua pasang makara yang menghadap ke arah utara (luar) dan selatan (dalam).

Makara dengan Tulisan Aksara Jawa Kuno

Makara Candi Kedaton Muaro Jambi
Sumber Gambar: Kemdikbud RI

Salah satu fitur yang sangat menarik di Candi Kedaton adalah pasangan makara yang memiliki tulisan dalam aksara Jawa Kuno. Tulisan ini mengacu pada “Mpu Kusuma” dan bisa ditafsirkan sebagai “tempat mengheningkan ciptanya (meditasinya) Mpu Kusuma.” Mpu Kusuma adalah salah satu tokoh misterius dalam sejarah candi ini, dan para peneliti terus berupaya memahami peran dan makna meditasi di situs ini.

Aksara yang ditemukan pada pasangan makara ini memiliki bentuk kuadrat yang unik. Ini adalah salah satu bentuk aksara yang berkembang di Kadiri, Jawa Timur, pada sekitar abad ke-11 Masehi. Keunikan aksara kuadrat terletak pada cara pemahatannya, yang dipahatkan menonjol atau timbul. Aksara ini memiliki peran penting dalam menyimpan informasi tentang sejarah dan kepercayaan masyarakat pada masa itu.

Sebagai salah satu aspek misterius dari Candi Kedaton, terjemahan dari tulisan “Pamursitanira Mpu Kusuma” memiliki beberapa varian. Terjemahan yang umum adalah “Persembahan dari Mpu Kusuma,” yang mengacu pada kemungkinan peran Mpu Kusuma dalam aktivitas meditasi di situs ini. Namun, ada juga terjemahan yang mengartikannya sebagai “tempat sembahyang-nya Mpu Kusuma” atau “tempat sembahyang dalam ruang khusus.” Terjemahan ini memberikan wawasan yang berbeda tentang peran Mpu Kusuma dalam sejarah candi ini.

Sumur Tua

Sumur Tua Candi Kedaton Jambi
Sumber Gambar: Sukmono Tejo (KAGAMA Jambi)

Di sekitar Candi Kedaton, terdapat sebuah sumur kuno yang konon telah berusia sepanjang masa seiring dengan usia Candi tersebut. Bagi para pengunjung yang beruntung mendapatkan akses ke wilayah Candi Kedaton, tidak akan melewatkan peluang untuk merasakan kelezatan air segar yang mengalir dari sumber sumur tersebut.

Belanga Besar

Sumber Gambar: Kemdikbud RI

Di sebelah timur Candi Kedaton Muaro Jambi, penemuan sebuah belanga besar menjadi bukti aktivitas sehari-hari yang terjadi di situs ini. Belanga berukuran 67 cm tinggi dan berat mencapai 160 kg ini ditemukan di bagian timur dari kompleks Candi Kedaton pada tahun 1994. Penemuan ini terjadi secara tidak sengaja oleh warga Desa Muarajambi ketika mereka sedang menggali tanah untuk keperluan pertanian. Berdasarkan analisis terkait usia relatif, bahan pembuatan, dan teknik produksinya, belanga ini terbuat dari perunggu dan diperkirakan berasal dari periode antara abad ke-9 hingga ke-13 Masehi.

Dalam aśrama atau vihāāra, yang biasanya digunakan sebagai tempat tinggal para bhikṣu (biara Buddha) dan siswa, seringkali terdapat peralatan masak yang berukuran besar. Di dalam lingkungan ini, para bhikṣu dan siswa mempraktikkan pujabhakti (ritual keagamaan) yang melibatkan penyediaan makanan yang dimasak dalam belanga besar.

Para siswa dan samanera (siswa biara) pergi mandi pada tempat mandi yang ada di dalam kompleks vihāāra atau di sungai terdekat. Setelah selesai mandi, mereka antre untuk menerima makanan yang dibagikan oleh para sangha (komunitas biara). Pujabhakti ini dilakukan dua kali sehari, pada pagi dan petang.

Perlu diingat bahwa cara pujabhakti dan kegiatan harian di dalam lingkungan vihāāra bisa bervariasi tergantung pada tradisi dan agama yang dianut di tempat tersebut. Dalam beberapa negara dengan mayoritas penduduk yang menganut Buddha, seperti Bhutan, Tibet, Thailand, dan Myanmar, ditemukan alat masak yang berukuran besar, mirip dengan belanga perunggu yang ditemukan di sebelah timur Candi Kedaton.

Candi Kedaton Muaro Jambi merupakan jendela ke masa lalu yang harus dijaga agar dapat dinikmati oleh generasi mendatang. Teruslah menjaga keajaiban ini agar kita dapat terus memahami keindahan dan kekuatan sejarah Indonesia khususnya di tanah “Sepucuk Jambi Sembilan Lurah”. Terimakasih atas partisipasi rekan-rekan khususnya kepada Alumni UGM KAGAMA Jambi.

Referensi

  1. Meilania, M., & Febrianti, H. (2019). Pelestarian candi muaro jambi sebagai benda cagar budaya dan pariwisata di provinsi jambi. Journal V-Tech2(1), 99-109.
  2. Suryani, I. (2018). Candi kedaton muara jambi dan nilai karakter dalam pembelajaran sejarah: sebuah identifikasi awal. HISTORIA: Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah6(2), 231-235.
  3. Katerina, Y. (2017). NILAI BUDAYA PINTU GEBANG CANDI KEDATON MUARA JAMBI. Kalpataru: Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah3(2), 33-44.
  4. Santiko, H. (2014). The Structure of Stupas at Muara Jambi. Kalpataru23(2), 113-120.
  5. https://umrah.ac.id/archives/9408
  6. https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbjambi/belangga-asal-candi-kedaton/
  7. https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbjambi/makara-candi-kedaton/
  8. https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbjambi/makara-makara-dari-kawasan-cagar-budaya-muarajambi/
  9. https://buddhazine.com/candi-kedaton-muaro-jambi-tempat-meditasi-mpu-kusuma/
Please follow and like us:
WhatsApp
URL has been copied successfully!
Scroll to Top