Jahe (Zingiber officinale) adalah sejenis tumbuhan yang memiliki rimpang yang sering digunakan sebagai rempah-rempah dan bahan dalam pengobatan tradisional. Rimpang jahe memiliki bentuk menyerupai jemari yang menggembung di bagian tengahnya. Rasa pedas yang kuat yang ditemukan pada jahe disebabkan oleh adanya senyawa keton yang dikenal dengan nama zingeron.
Jahe
Jahe, tumbuhan asli Asia Tenggara, terkait dengan migrasi Suku Bangsa Austronesia pada abad ke-4 SM. Tumbuhan ini telah didomestikasi dan tidak tumbuh liar. Suku ini menggunakan jahe dalam masakan, ritual kelahiran, dan sihir. Mereka menyebarkannya dalam perjalanan laut dan menanamnya di pulau-pulau yang mereka kunjungi. Jahe kemudian menyebar ke Filipina, Maluku, dan seluruh Indonesia. Penyebarannya meluas hingga ke Eritrea, Jazirah Arab, Rumania, dan Yunani, lalu diperkenalkan di Laut Tengah pada abad ke-1 M. Inggris dan Spanyol juga membawa jahe ke wilayah lain seperti Hindia Barat dan Meksiko pada abad berikutnya.
Ciri Morfologi Jahe
atang jahe adalah batang semu yang mencapai tinggi 30 hingga 100 cm. Akarnya berupa rimpang dengan daging berwarna kuning hingga kemerahan yang memiliki aroma khas. Daun jahe bersifat menyirip dengan panjang sekitar 15 hingga 23 mm dan lebar 8 hingga 15 mm, serta tangkai daunnya berbulu halus.
Bunga jahe tumbuh dari tanah dalam bentuk bulat telur dengan panjang sekitar 3,5 hingga 5 cm dan lebar 1,5 hingga 1,75 cm. Gagang bunga dihiasi oleh 5 hingga 7 sisik. Bunga ini memiliki warna hijau kekuningan, sementara bibir bunganya dan kepala putiknya berwarna ungu. Terdapat dua tangkai putik pada bunga jahe.
Habitat dan Jenis Jahe
Jahe tumbuh subur dalam kisaran ketinggian 0 hingga 1500 meter di atas permukaan laut, dengan pengecualian untuk jenis jahe gajah, yang dapat tumbuh optimal di ketinggian 500 hingga 950 meter.
Untuk mencapai produktivitas maksimum, jahe memerlukan curah hujan sekitar 2500 hingga 3000 mm per tahun, tingkat kelembapan sekitar 80%, serta tanah yang lembap dengan tingkat keasaman (PH) antara 5,5 hingga 7,0 dan kandungan unsur hara yang mencukupi. Penting juga bahwa tanah yang digunakan untuk penanaman jahe tidak boleh tergenang.
Dalam perdagangan, terdapat tiga varietas jahe yang populer:
Jahe Gajah/Jahe Badak
Varian ini sangat diminati di pasar internasional. Rimpangnya berukuran besar dan berisi daging yang berwarna kuning hingga putih. Rasa jahe ini cenderung tidak terlalu pedas.
Jahe Kuning
Jenis jahe ini umumnya digunakan sebagai bumbu masakan, terutama di tingkat lokal. Jahe kuning memiliki rasa dan aroma yang tajam. Rimpangnya berukuran sedang dan berwarna kuning.
Jahe Merah
Jahe merah memiliki tingkat kandungan minyak atsiri yang tinggi dan memiliki rasa yang paling pedas di antara varietas lainnya. Karena sifatnya yang kuat, jahe merah sering digunakan sebagai bahan dasar dalam produk farmasi dan jamu. Selain itu, jahe merah juga digunakan sebagai pengawet alami dalam industri makanan karena memiliki sifat antibakteri yang efektif terhadap bakteri patogen dan penghancur makanan. Rimpangnya berukuran kecil dengan kulit berwarna merah, dan serat-seratnya lebih besar dibandingkan dengan jahe biasa.
Jahe telah lama diakui sebagai salah satu bumbu dapur yang kaya akan rasa dan aroma. Namun, manfaat jahe tidak hanya terbatas pada aspek kuliner belaka. Di balik kesegaran dan kehangatan yang ditawarkannya, jahe juga memiliki sejumlah manfaat kesehatan yang luar biasa. Rimpang jahe yang kaya akan zat-zat alami menjadikannya sebagai salah satu tanaman herbal yang paling serbaguna dalam dunia pengobatan alami.
Kandungan Nurtisi Jahe
![Kandungan Nurisi Jahe](https://bams.jambiprov.go.id/wp-content/uploads/2023/08/Kandungan-Nurisi-Jahe.png)
Manfaat dari tanaman yang memiliki cita rasa pedas ini berasal dari kandungan nutrisinya. Dalam setiap sendok makan sekitar 10 gram, terdapat:
- Kalori: 4.8 kilokalori.
- Karbohidrat: 1.07 gram.
- Serat: 0.12 gram.
- Protein: 0.11 gram.
- Lemak: 0.05 gram.
- Gula: 0.1 gram.
Selain nutrisi di atas, jahe juga mengandung sejumlah vitamin dan mineral penting seperti zat besi, magnesium, fosfor, zinc, serta vitamin B2, B3, B6, dan C.
Baca juga: 11 Makanan untuk Menurunkan Berat Badan
Manfaat Jahe bagi Kesehatan
![jahe](https://bams.jambiprov.go.id/wp-content/uploads/2023/08/Manfaat-Jahe-untuk-Kesehatan.png)
Berikut ini 13 manfaat jahe bagi kesehatan tubuh kita:
Memperkuat Sistem Imun Tubuh
Manfaat ini didukung oleh kandungan vitamin C dan magnesium dalam tanaman herbal tersebut. Kedua nutrisi tersebut bekerja untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh. Selain itu, jahe juga mengandung gingerol, shogaol, dan zingeron yang berperan sebagai antioksidan.
Studi yang berjudul “Anti-oxidative and anti-inflammatory effects of ginger in health and physical activity: Review of current evidence” yang diterbitkan dalam International Journal of Preventive Medicine menyebutkan bahwa dalam budaya kuno, jahe telah digunakan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Jahe mengandung gingerol, shogaol, dan senyawa terkait lainnya yang efektif dalam menghambat biosintesis prostaglandin dan leukotrien dengan menekan aktivitas 5-lipoxygenase atau sintetase prostaglandin.
Selain itu, tanaman herbal ini juga memiliki kemampuan untuk menghambat sintesis sitokin pro-inflamasi seperti IL-1, TNF-α, dan IL-8. Selain meningkatkan kekebalan tubuh, proses ini juga dapat menghambat reaksi alergi dan mencegah penyakit alergi.
Menurunkan Berat Badan
Efek menurunkan berat badan dari minuman jahe juga dapat diperoleh melalui gingerol. Senyawa alami ini memiliki sifat antiobesitas yang dapat meningkatkan kecepatan pencernaan makanan di usus. Gingerol juga dapat membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil, sehingga mengurangi nafsu makan dan mempercepat penurunan berat badan.
Baca juga: 9 Manfaat Beras Kencur dalam Menjaga Kesehatan Tubuh
Menurunkan Glukosa Darah dan Kolesterol
Studi menunjukkan bahwa penggunaan rutin jahe merah dapat secara signifikan menurunkan glukosa darah (asalkan tidak ditambahkan gula berlebihan dalam konsumsinya).
Kandungan yang terdapat dalam jahe juga dapat menurunkan kadar trigliserida dan kolesterol LDL (kolesterol jahat), sambil meningkatkan kolesterol HDL (kolesterol baik).
Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi jahe merah dengan dosis tinggi (sekitar 5 gram per hari) dapat menurunkan kadar kolesterol LDL setelah dikonsumsi selama minimal 4 hari.
Mengatasi Masalah Pencernaan
Manfaat ini dapat diperoleh melalui konsumsi ekstrak minyak dari tanaman herbal tersebut. Sifat antibakteri yang terdapat dalamnya dapat membantu meredakan gangguan pencernaan yang disebabkan oleh bakteri.
Di samping itu, sensasi hangat yang dirasakan saat mengonsumsi tanaman herbal ini juga dapat memberikan efek relaksasi pada sistem pencernaan. Untuk mendapatkan manfaat ini, disarankan untuk mengonsumsinya secara rutin.
Baca juga: Antioksidan: Manfaat, Kelompok, Jenis, dan Sumbernya
Mengatasi Sakit Maag
Minuman jahe mengandung gingerol yang dipercaya memiliki kemampuan untuk mengatasi mual yang disebabkan oleh mabuk perjalanan, kehamilan, atau efek samping kemoterapi. Selain itu, minuman jahe juga dianggap efektif dalam meredakan pusing dan mencegah muntah yang sering terjadi bersamaan dengan rasa mual.
Manfaat minuman jahe dalam mengatasi mual ini diperoleh melalui senyawa khusus yang terdapat di dalamnya. Senyawa tersebut memiliki kemampuan untuk menekan pusat muntah di otak.
Meredakan Nyeri Menstruasi
Jahe merah memiliki manfaat sebagai anti radang yang juga dapat membantu meredakan nyeri haid. Bahkan, sebuah penelitian menunjukkan bahwa efek jahe merah sebanding dengan obat pereda nyeri seperti parasetamol. Namun, efeknya dapat bervariasi pada setiap individu.
Bagi wanita yang sering mengalami nyeri perut saat menstruasi, disarankan untuk mencoba mengonsumsi teh jahe merah sebanyak 2 cangkir per hari selama 3 hari.
Baca juga: 10 Manfaat Buah Leci untuk Kesehatan Anda
Mencegah Serangan Jantung
Konsistensi dalam mengonsumsi minuman jahe juga diyakini memiliki potensi untuk mencegah serangan jantung. Manfaat ini diperoleh melalui kandungan senyawa bioaktif dalam minuman jahe yang dapat menurunkan tekanan darah, mencegah pembekuan darah, menurunkan kadar kolesterol, dan meningkatkan aliran darah yang lancar.
Meredakan Sakit Otot
Selain berfungsi sebagai penghangat tubuh, konsumsi jahe merah ternyata juga dapat mengurangi rasa nyeri yang disebabkan oleh peradangan. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa kandungan jahe memiliki sifat anti-peradangan yang dapat membantu mengatasi penyakit kronis.
Manfaat jahe merah ini berasal dari komponen aktif di dalamnya, seperti zingeron, gingerol, dan gingerdione, yang mampu menghambat produksi leukotrien dan prostaglandin yang merupakan pemicu peradangan.
Baca juga: 11 Makanan untuk Menurunkan Berat Badan
Meringankan Arthritis
Arthritis merupakan kondisi yang ditandai oleh pembengkakan pada persendian. Berbagai kandungan yang terdapat dalam jahe memiliki efek yang efektif dalam mengurangi intensitas pembengkakan, sehingga memungkinkan Anda untuk menjalani aktivitas sehari-hari secara normal.
Meskipun jahe memiliki banyak manfaat, terdapat beberapa kelompok orang yang sebaiknya tidak mengonsumsi tanaman herbal ini. Termasuk di antaranya adalah orang dengan kelainan darah, penderita penyakit asam lambung, dan diabetes.
Menghambat Pertumbuhan Sel Kanker
Jahe merah diketahui memiliki kandungan gingerol yang memiliki sifat antikanker dan antioksidan yang dapat menghambat pertumbuhan beberapa jenis kanker, seperti kanker payudara, usus, lambung, dan kanker prostat.
Namun, perlu diingat bahwa jahe merah tidak dapat menggantikan pengobatan kanker konvensional lainnya, seperti kemoterapi dan operasi. Hingga saat ini, manfaat jahe merah sebagai pengobatan kanker yang efektif masih memerlukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan efektivitasnya.
Baca juga: Turun 3 kg dalam 1 Hari: Mitos atau Fakta?
Menangkal Bakteri dan Virus
Jahe memiliki khasiat untuk membantu tubuh melawan infeksi bakteri dan virus tertentu. Hal ini disebabkan oleh kandungan gingerol yang bekerja dengan cara menghambat pertumbuhan bakteri, seperti shigella, E.coli, dan lainnya.
Selain itu, mengonsumsi jahe secara rutin juga memberikan manfaat dalam mencegah kerusakan DNA dan mengurangi stres. Penggunaan jahe secara teratur juga dapat membantu mengatasi gejala pilek dan flu.
Mencegah Alzheimer
Minuman jahe mengandung senyawa alami gingerol dan shogaol yang memiliki sifat antioksidan. Kedua senyawa ini diketahui memiliki kemampuan untuk menjaga fungsi otak pada orang lanjut usia dan mencegah penyakit yang terkait dengan penurunan fungsi otak, seperti penyakit Alzheimer.
Meredakan Morning Sickness
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Royal College of Obstetricians and Gynaecologists, jahe memiliki manfaat dalam meredakan gejala mual pada awal kehamilan yang dikenal sebagai morning sickness. Manfaat ini dapat diperoleh dengan mengonsumsi ekstrak akar jahe.
Baca juga: 8 Manfaat Daun Sirsak untuk Kesehatan
Cara Membuat Minuman Jahe
![Cara Membuat Minuman Jahe](https://bams.jambiprov.go.id/wp-content/uploads/2023/08/Cara-Membuat-Minuman-Jahe.png)
Berikut ini ada beberapa variasi resep minuman jahe yang dapat Anda coba di rumah.
Minuman jahe lemon dingin
- Cuci dan bersihkan jahe, kemudian iris tipis-tipis.
- Rebus irisan jahe dalam panci berisi 2 cangkir air selama 10-15 menit.
- Setelah itu, saring air rebusan jahe dan biarkan dingin.
- Tambahkan air lemon segar dan tambahkan es batu sesuai selera.
- Aduk rata dan hidangkan minuman jahe lemon dingin ini.
Minuman jahe infused dengan mentimun dan mint
- Cuci dan bersihkan jahe, kemudian iris tipis-tipis.
- Potong mentimun menjadi irisan tipis dan ambil beberapa daun mint segar.
- Tempatkan irisan jahe, mentimun, dan daun mint ke dalam botol atau jar.
- Tambahkan air secukupnya dan diamkan selama beberapa jam atau semalaman di dalam lemari es.
- Saring minuman jahe infused tersebut dan tambahkan es batu jika diinginkan.
- Nikmati minuman jahe infused segar ini untuk menyegarkan tubuh.
Baca juga: Cara Mengobati Cacar Air: Pengobatan dan Perawatan yang Efektif
Minuman jahe teh hijau
- Seduh teh hijau sesuai petunjuk kemasan.
- Cuci dan bersihkan jahe, kemudian iris tipis-tipis.
- Tambahkan irisan jahe ke dalam gelas, lalu tuangkan teh hijau yang telah diseduh.
- Diamkan sejenak agar rasa jahe meresap ke dalam teh.
- Sajikan minuman jahe teh hijau ini hangat atau dingin sesuai selera.
Minuman jahe dengan gula aren
- Cuci dan bersihkan jahe, kemudian iris tipis-tipis.
- Rebus irisan jahe dalam panci berisi 2 cangkir air selama 10-15 menit.
- Setelah itu, tambahkan gula aren secukupnya dan aduk hingga gula larut.
- Biarkan minuman jahe dengan gula aren ini sedikit dingin, lalu saring dan sajikan.
Baca juga: 9 Cara Menghilangkan Batuk dengan Efektif
Kesimpulan
Jahe adalah rimpang yang penuh dengan manfaat kesehatan yang luar biasa. Dari meredakan gangguan pencernaan hingga meningkatkan fungsi otak, jahe telah terbukti menjadi tanaman herbal yang sangat berharga bagi kesehatan kita.
Dalam dunia yang dipenuhi dengan obat-obatan kimia dan pengobatan modern, jahe menawarkan alternatif alami yang aman dan efektif. Jadi, mulailah menambahkan jahe ke dalam gaya hidup sehat Anda dan rasakan manfaatnya bagi kesehatan Anda secara keseluruhan.
Referensi
- Ali, B. H., Blunden, G., Tanira, M. O., & Nemmar, A. (2008). Some phytochemical, pharmacological and toxicological properties of ginger (Zingiber officinale Roscoe): a review of recent research. Food and Chemical Toxicology, 46(2), 409-420.
- Marx, W., McCarthy, A. L., Ried, K., Vitetta, L., McKavanagh, D., Thomson, D., … & Isenring, L. (2015). The effect of ginger (Zingiber officinale) on platelet aggregation: a systematic literature review. PloS One, 10(10), e0141119.
- Mashhadi, N. S., Ghiasvand, R., Askari, G., Hariri, M., Darvishi, L., & Mofid, M. R. (2013). Anti-oxidative and anti-inflammatory effects of ginger in health and physical activity: review of current evidence. International Journal of Preventive Medicine, 4(Suppl 1), S36-S42.
- Ozgoli, G., Goli, M., & Simbar, M. (2009). Effects of ginger capsules on pregnancy, nausea, and vomiting. Journal of Alternative and Complementary Medicine, 15(3), 243-246.
- Shukla, Y., & Singh, M. (2007). Cancer preventive properties of ginger: a brief review. Food and Chemical Toxicology, 45(5), 683-690.