Pare, atau yang dikenal dengan nama latin Momordica charantia, merupakan salah satu jenis sayuran yang memiliki rasa pahit dan sering digunakan dalam berbagai masakan di Indonesia. Selain memiliki rasa yang khas, pare juga dikenal memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan, seperti membantu menurunkan gula darah, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, dan melawan sel kanker. Namun, ada beberapa mitos yang beredar bahwa tidak semua orang boleh mengonsumsi pare, terutama bagi mereka yang memiliki beberapa jenis penyakit tertentu. Apakah benar pare tidak boleh dikonsumsi oleh orang-orang dengan penyakit tertentu? Mari kita bahas lebih lanjut.
Penyakit yang Tidak Boleh Makan Pare
Berikit ini beberapa mitos atau fakta tentang penyakit atau kondisi kesehatan dapat membuat konsumsi pare menjadi tidak disarankan
1. Penderita Diabetes
Salah satu mitos yang sering berkembang adalah bahwa penderita diabetes sebaiknya tidak mengonsumsi pare karena dapat memicu penurunan gula darah yang berbahaya. Namun, faktanya, pare sebenarnya dapat membantu mengontrol kadar gula darah pada penderita diabetes. Hasil penelitian menunjukan, kandungan senyawa aktif dalam pare, seperti charantin dan insulin, dapat membantu meningkatkan sensitivitas insulin dan mengatur metabolisme glukosa. Oleh karena itu, bagi penderita diabetes, mengonsumsi pare dengan jumlah yang tepat dapat menjadi bagian dari pola makan sehat mereka.
2. Orang dengan Penyakit Hati dan Ginjal
Pare diketahui sulit dicerna dan dapat menyebabkan kembung, sehingga orang dengan penyakit hati dan ginjal sebaiknya menghindari mengonsumsi pare dalam jumlah yang besar. Selain itu, biji pare mengandung zat yang dapat menyebabkan keracunan pada orang dengan defisiensi Glucose-6-phosphate dehydrogenase (G6PD), yang dapat mengganggu metabolisme sel darah merah.
3. Orang dengan Penyakit Pencernaan
Bagi orang dengan penyakit pencernaan, konsumsi pare dapat menyebabkan masalah pencernaan seperti perut kembung dan diare. Oleh karena itu, sebaiknya mereka mengonsumsi pare dalam jumlah yang terbatas dan memperhatikan reaksi tubuh mereka setelah mengonsumsinya.
4. Tekanan Darah Rendah
Beberapa orang percaya bahwa pare dapat menyebabkan penurunan tekanan darah, sehingga sebaiknya dihindari oleh orang dengan riwayat tekanan darah rendah. Namun, belum ada bukti ilmiah yang menunjukkan hubungan langsung antara konsumsi pare dan tekanan darah rendah. Jika kamu memiliki riwayat tekanan darah rendah, lebih baik konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsi pare dalam jumlah yang besar.
5. Wanita Hamil dan Menyusui
Mitos lainnya adalah bahwa wanita hamil dan menyusui sebaiknya tidak mengonsumsi pare karena dapat memicu masalah kesehatan, seperti keguguran atau menurunkan produksi ASI. Namun, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim ini. Sebenarnya, pare dapat menjadi sumber nutrisi yang baik bagi wanita hamil dan menyusui karena kandungan vitamin dan mineralnya yang tinggi. Namun, sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsi pare jika Anda sedang hamil atau menyusui.
Meskipun pare memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan, tetapi tidak ada makanan yang cocok untuk semua orang. Penting untuk mengonsumsi pare dengan bijak dan memperhatikan kondisi kesehatan. Jika kamu memiliki penyakit tertentu atau sedang dalam pengobatan, konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi sebelum menambahkan pare dalam menu makanan. Semoga informasi tentang Penyakit yang Tidak Boleh Makan Pare, mitos atau fakta ini dapat bermanfaat ya, terimakasih.
Baca juga:
- 4 Efek Samping Daun Salam
- 8 Khasiat Buah Durian untuk Wanita
- 6 Cara Mengkonsumsi Minyak Zaitun yang Benar
- 9 Manfaat Telur Asin untuk Kesehatan
- 7 Manfaat Buah Merah Papua bagi Kesehatan
Referensi
- Çiçek, S. S. (2022). Momordica charantia L.—diabetes-related bioactivities, quality control, and safety considerations. Frontiers in pharmacology, 13, 904643.
- Peter, E. L., Kasali, F. M., Deyno, S., Mtewa, A., Nagendrappa, P. B., Tolo, C. U., … & Sesaazi, D. (2019). Momordica charantia L. lowers elevated glycaemia in type 2 diabetes mellitus patients: Systematic review and meta-analysis. Journal of ethnopharmacology, 231, 311-324.
- Leung, L., Birtwhistle, R., Kotecha, J., Hannah, S., & Cuthbertson, S. (2009). Anti-diabetic and hypoglycaemic effects of Momordica charantia (bitter melon): a mini review. British Journal of Nutrition, 102(12), 1703-1708.